09/02/2018

Saturday, March 31, 2018


Dalam pekat malam bulan titipkan rindu
Berharap mentari mampu membalas
“ aku adalah gerangan yang kau impikan sejak semalam
Menjelma jadi pujaan yang kelak terabaikan “

Tanpa sadar ada yang terluka
Ia torehkan kecemburuan pada bintang yang suci
“ Luka tetap saja luka
Kau rajut asa lalu membakar lara
Luluh lantahkan dunia sebab kaulah sang juara.”

Sementara itu ia lupa pada senja yang bertransisi
Hanya menjadi puisi
Penyampai kerinduan malam
Yang tak dapat terobati

22/02/2018


(1)
Pada malam ku mengadu akan siang yang panas
ku mengadu merindukanmu pula
malam mengantarkanku melihatmu
melihatmu pergi dari hidupku
malam memang gelap
tapi ia teman yang lengkap
malam yang membantuku menjagamu
ia menemaniku saat terjaga dari kegelapan mimpi
mimpi yang tak bisa ku bayangkan seperti apa ujungnya
karna mimpi membuatku terluka
skenario tentang cinta berujung dusta
memilihnya dengan dalih keluarga
terimakasih pernah ada untukku yang tak berdaya
untuk selanjutnya izinkanku menata
menghapus mimpi dengan skenario kau pemeran utama.

(2)


Kau datang dengan lantang menyuarakan perang
Semula segalanya tenang
Namun sekarang kau ubah menjadi meradang
Tak ada lagi terang
Namun kau hanya berani di kandang
Coba sekali saja kau datang
Sumpah serapah hanya bualan
Yang kau dendang untuk menang
Padahal dulu kau pemenang
Sekarang seorang pecundang.

(3)


Ku katakan padamu jangan datangiku kala senja tiba
karna kedatanganmu tak kan terbaca
senja meluluhkanku
menidurkanku dengan buaian surga
senja yang dulu terluka
kini lebih kuat ditemani jingga